Salah
satu prinsip yang secara konsisten dapat mensukseskan kegiatan belajar mengajar
awal di dalam kelas aljabar adalah penyajian
gaya masalah sebelum penyajian cara. Banyak guru lupa tentang hal
ini atau bahkan memilih untuk tidak melakukannya atau memasukannya ke dalam
pembelajaran. Adanya komunikasi antarsiswa dan kolaborasi dalam kelas juga
dapat mensukseskan pembelajaran aljabar. Penyediaan masalah yang menarik dapat
digunakan untuk mengetahui atau menilai
pengetahuan siswa sebelumnya, mondorong
siswa untuk menghasilkan ide-ide matematika dan
membuka pemikiran siswa dalam representasi simbolik.
Siswa
sudah membawa pengetahuan yang luas ketika awal mereka mempelajari aljabar. Di
dalam kasus sistem persamaan, siswa mungkin akan memiliki pengalaman baru
dengan persamaan dua variabel. Mereka harus melakukan ide dan cara untuk
mewakili hubungan antar variabel tersebut, seperti melalui tabel, simbol,
grafik ataupun secara verbal.
"Saya sedang memikirkan dua angka.
Jumlah mereka adalah 35 dan perbedaan mereka adalah 13. Angka berapakah
itu?"
Soal
Angka Misteri tersebut cocok untuk merepresentasikan dua persamaan dengan dua
variabel. Dalam penyelesaiannya, dapat menggunakan strategi Think-Pair-Share,
dimana siswa diberikan waktu untuk memperhatikan soal secara mandiri dan
membuat ide penyelesaiannya. Kemudian mengorganisasikan siswa secara
berpasangan untuk mendiskusikan hasil pemikiran mereka dan menemukan solusi
secara bersama. Setelah itu, beberapa pasangan bertemu secara singkat dengan
yang lainnya untuk menceritakan strategi dan solusi yang telah mereka temukan. Kemudian
memilih satu orang untuk mengkomunikasikan ide penyelesaian yang sudah
terkumpul. Ide yang dikomunikasikan dapat melalui poster, papan tulis ataupun
SMART Board. Untuk soal Angka Misteri, siswa dapat
mendeskripsikan proses perbandingan pasangan angka, seperti 20 dan 15,
penjumlahannya dan selisihnya.
Dengan beberapa
dorongan, baik selama bekerja secara berpasangan atau saat tanya jawab di dalam
kelas, siswa mungkin mencatat hasil pemikiran mereka dalam sebuah
tabel. Jika mereka tidak melakukannya, maka guru dapat
memberikan saran agar siswa membuat tabel untuk bisa meninjau ulang pasangan
angka yang telah diuji. Tabel akan mendorong pertanyaan-pertanyaan
baru: pola apa yang siswa lihat
pada tabel? Apa hubungan antara angka
pertama dan angka kedua? Bagaimana
satu mempengaruhi yang lain? Apakah
masalah ini memiliki banyak
jawaban atau hanya satu? Bagaimana Anda tahu?
Tujuan memeriksa tabel secara hati-hati adalah untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan pemahaman tentang bagaimana semua angka misteri
terkait satu sama lain dan mengapa hanya satu pasangan yang dapat berfungsi
sebagai jawaban atas masalah yang diberikan. Siswa dapat menggunakan pemikiran
ini untuk mewakili situasi tersebut secara simbolis. Jika pada diskusi di kelas
menunjukkan bahwa siswa telah menggunakan tebakan secara sistematis dan
memeriksa
strategi secara eksklusif, maka guru dapat meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana jika mereka menggunakan variabel untuk memecahkan masalah
ini.
Siswa secara
berpasangan bekerja sama untuk membuat persamaan yang terdiri atas variabel
untuk setiap fakta yang diberikan. Dalam situasi seperti ini,
kartu indeks bekerja dengan baik sebagai media penilaian. Pada kartu indeks, setiap pasangan menuliskan penjelasan
untuk persamaan yang mereka buat. Ketika kartu indeks sudah terkumpul, guru
membuat penilaian formatif, dan memutuskan pembagian kelompok berikutnya. Kartu
indeks ini juga dapat digunakan pada akhir pembelajaran sebagai data penilaian
atau informasi untuk mendesain pelajaran selanjutnya.
Jika di sisi lain,
sejumlah besar siswa segera memecahkan masalah menggunakan dua persamaan dan
strategi aljabar (seperti eliminasi atau substitusi), mintalah siswa untuk menjelaskan bagaimana cara atau strategi
mereka. Ingatkan mereka betapa pentingnya untuk memahami setiap
prosedur atau algoritma yang
mereka gunakan. Cobalah untuk membedakan antara apa yang siswa
ketahui dan apa yang hanya mereka hafalkan. Dalam
kedua kasus, siswa dapat mengambil manfaat dengan menyimpulkan satu atau dua permasalahan yang mirip sebelum pindah ke simbol. Berikut adalah dua kemungkinan permasalahn yang
bisa dimunculkan :
"Aku sedang memikirkan dua angka. Jumlah mereka adalah
111, dan perbedaan mereka adalah 55. Angka
berapakah itu?"
"Aku sedang memikirkan dua angka. Jumlah yang lebih besar adalah dua kali lipat
yang lebih
kecil. Jumlah mereka adalah 96. Angka
berapakah itu?"
Tujuan akhir dari adanya
gaya masalah sebelum cara
penyelesaian dipresentasikan adalah untuk membantu siswa menghasilkan ide-ide matematika berdasarkan
pemikiran mereka sendiri, daripada
memberitahu mereka apa yang harus dipikirkan. Dengan soal Angka Misteri, siswa perlu melihat sendiri bahwa ada dua kondisi yang harus dipenuhi secara simultan: Penjumlahan kedua angka adalah 35 dan memiliki perbedaan 13. Banyak pasangan yang memenuhi setiap kondisi secara individual,
tetapi hanya satu pasangan yang memenuhi kedua kondisi
pada waktu yang sama. Jika siswa telah mempunyai pengalaman pribadi dalam bekerja dengan
variabel dan menulis persamaan, maka mereka harus mampu mewakili dua kondisi
dengan dua persamaan:
x + y = 35
x - y = 13
Setelah semuanya menghasilkan persamaan di atas dan memahaminya, termasuk variabel yang mewakili, siswa
dapat mulai menggunakan pengetahuan matematika mereka, bagaimana
menentukan nilai x dan y yang membuat persamaan ini benar pada waktu yang sama.
Dalam
pasangan, siswa dapat berbicara tentang ide ini selama beberapa
menit. Kemungkinan Apa yang dapat mereka
lihat? Sebelum sepasang
siswa mempresentasikannya, bagilah kelas menjadi dua. Biarkan siswa mengetahui bahwa setengah pasangan akan mengerjakan dengan strategi grafik, sementara
separuh lainnya akan mengambil pendekatan secara aljabar. Di
dalam kelas, pemberian petunjuk
bermanfaat untuk setiap kelompok (kegiatan ini
dilakukan 80-90 menit). Siswa dapat menguji
dan merekam strategi mereka, sementara guru berkeliling untuk meminta klarifikasi dari pertanyaan dan dukungan untuk jawaban. Sepasang siswa kemungkinan akan menghasilkan ide-ide yang kuat secara jelas dengan
cara tradisional untuk memecahkan sistem dari dua persamaan linear. Siswa dapat menulis
pekerjaan mereka pada selembar kertas, menciptakan miniposter yang menunjukkan
hubungan antara solusi numerik dan solusi aljabar atau grafik serta pertanyaan
yang mereka miliki. Jika waktu memungkinkan, siswa dapat berkonsultasi satu sama lain dan memajang miniposter mereka pada salah satu dinding ruang kelas dan siswa berjalan melewati setiap poster.
by : DIANING MEIJAYANTI (11313244024)