Kamis, 28 Februari 2013

Kontes Blog: Aku Berbatik

http://i1257.photobucket.com/albums/ii520/berbatikcom/bannerkontes_zps44b67166.jpg


Inovasi Baju Batik Aksara Jawa (Bara) untuk Meningkatkan Eksistensi Kebudayaan Jawa
Indonesia adalah negara yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Salah satunya adalah batik. Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang sampai saat ini eksistensinya terus meningkat. Batik sudah menjadi gaya hidup baik dalam bentuk tradisional ataupun bentuk modern. Dengan kata lain batik sudah menjadi bagian dari putaran hidup di dunia global. Batik sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi dari Indonesia sejak 2 Oktober 2009 (Felicitas: 2009). Pengakuan UNESCO ini diberikan terutama karena motif batik yang beragam dan penuh makna filosofi mendalam. Para pengrajin batik di Indonesia tentunya selalu berupaya untuk menghasilkan berbagai motif dan model batik agar eksistensi batik dapat selalu ditingkatkan.
Berbeda dengan eksistensi dan penggunaan batik yang terus meningkat, eksistensi aksara jawa semakin tergerus di era globalisasi ini. Saat ini, generasi muda Indonesia cenderung tidak mau melestarikan bahkan mempelajari aksara Jawa, dikarenakan mereka menganggap bahwa aksara Jawa sulit serta terkesan “kolot” dan “kuno”. Tergerusnya penggunaan aksara Jawa ini, salah satunya karena materi bahasa Jawa atau pendidikan bahasa Jawa yang diterapkan di sekolah-sekolah masih rendah dalam menarik motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sejak 2 Oktober 2009, dunia telah mengakui Aksara Jawa (hanacaraka) sehingga kini aksara Jawa dapat dipakai untuk komputer seperti aksara Latin, China, Arab, Jepang, dan sebagainya. Aksara Jawa sudah diakui UNIODE yaitu lembaga dalam naungan UNESCO yang menangani standar kode aksara pada computer di dunia (Jodhi: 2009). Oleh karena itu, penggunaan bahasa Jawa harus terus ditingkatkan sebagai warisan budaya Indonesia yang begitu khas dan jangan sampai aksara Jawa tersebut hilang seiring berjalannya waktu.
Penulis memiliki gagasan untuk mencampurkan budaya batik dengan budaya aksara Jawa, yaitu dengan membuatnya menjadi baju batik aksara Jawa (Bara). Cara pembuatannya sama dengan pembuatan baju batik biasanya, hanya motifnya saja yang berupa aksara Jawa. Aksara jawa yang terdapat pada baju batik tersebut dapat berupa pepatah Jawa seperti paribasan, bebasan dan saloka serta sekar atau lagu Jawa. Pembuatan Bara ini dimaksudkan untuk memberikan inovasi baju batik yang bersifat edukasi dan untuk menyejajarkan eksistensi kebudayaan Jawa yaitu batik dan aksara Jawa, sehingga kelak penggunaan aksara Jawa dan batik terus meningkat.  Dalam mengenalkan atau memasarkan batik aksara Jawa (Bara) ini tentunya dapat lebih mudah dilakukan karena batik sudah mendunia, yaitu melalui butik batik, toko batik ataupun batik online.Keunggulan dari batik aksara Jawa ini adalah motifnya yang inovatif dan khas sehingga secara tidak langsung dapat memperlihatkan dua kekayaan budaya Indonesia berupa batik dan aksara Jawa.

 
Daftar Pustaka
Hermandini, Felicitas. 2012. “Ketika Batik Merasuk di Industri Mode Amerika.” (http://female.kompas.com/read/2012/10/14/01563627/Ketika.Batik.Merasuk.di.Industri.Mode.Amerika), diakses tanggal 28 Februari 2013.
Yudono, Jodhi. 2009. “Dunia Juga Mengakui Aksara Jawa.”  (http://oase.kompas.com/read/2009/11/02/12362019/Dunia.Juga.Mengakui.Aksara.Jawa), diakses tanggal 28 Februari 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar